Instagram

@indahetika19

Jumat, 25 September 2015

Hijrahmu Menguatkanku

September 25, 2015 1 Comments
Lagi-lagi ponsel hitam ini mengganggu hari bermalas-malasanku. Meski baru pukul 10 pagi tapi kantuk ini benar-benar membuatku meninggalkan semua pekerjaan yang harusnya diselesaikan sesegera mungkin. Bunyi ponsel hitam yang berulang-ulang ternyata adalah chat dari teman lamaku. Ya, teman lama yang pernah aku ceritakan sebelumnya. Kini dia sudah mulai hijrah agar semakin dekat dengan Allah, Rabb sekalian alam.  

"Indah, lagi sibukkah?", pertanyaan yang selalu aku baca di awal percakapan online kami. Jelas aku sedang tidak ada kesibukkan apapun. Seperti yang sudah kuduga, dia akan membalas dengan chat yang panjang berisi curahan hatinya:
"Ndah, aku sudah mantap ingin berhijrah, berjilbab syar'i dan tidak pacaran. Aku selalu berusaha menguatkan hati, akan tetapi keluargaku tidak begitu mendukung keputusanku, ndah. Kakak dan Ibuku bilang nanti akan sulit dapat pekerjaan kalau jilbabnya seperti itu. Kakakku juga bilang akan sulit untuk mendapat jodoh, laki-laki akan takut mendekat, dan mungkin tidak melirik karena dandananku yang seperti ini. Bagaimana ini ndah? Cobaan ini benar-benar berat."

Allah... Membaca pesan dari temanku ini adalah tamparan untukku. Proses hijrah kami benar-benar berbeda. Akan tetapi aku yang dengan mudahnya mendapat dukungan dari keluargaku tidak pernah bersyukur. Aku justru kufur dengan cara bermalas-malasan, aku kufur karena begitu berat melangkahkan kaki ke majelis-majelis ilmu. Sementara di tempat lain, saudariku begitu haus akan ilmu, saudari muslimahku berjuang untuk mendapat dukungan penuh keluarga dalam proses hijrahnya. Astaghfirullah.

Saudariku yang sedang berjuang... Kuatkanlah hatimu. Hijrah bukan proses yang singkat, akan tetapi hijrah adalah proses panjang, lelah tetapi membahagiakan. Aku tahu sekarang orangtuamu belum mendukung keputusanmu. Maka dari itu tunjukkan sedikit demi sedikit buah dari hijrahmu, tunjukkan bahwa hijrah ini membuat dirimu menjadi lebih baik, semakin berbakti pada orang tua dan jadi teladan bagi lingkunganmu. Aku di sini juga sedang berproses sepertimu, dan aku tidak lebih baik darimu. 


Jangan khawatir susah mendapat pekerjaan, karena sesungguhnya rezeki itu datang dari Allah. Tiap-tiap hamba sudah memiliki jatah rezekinya masing-masing, tinggal kita yang harus menjemputnya dengan usaha dan doa. Jika sulit mencari lapangan pekerjaan maka kitalah yang coba membukanya, mungkin bisa dengan berwirausaha. Karena Rasulullah saw pun adalah seorang pengusaha, tidak ada salahnya mencoba.

Saudariku...tentang jodoh juga jangan pernah kau khawatirkan. Allah sudah menyiapkan lelaki itu untukmu. Sekarang tinggal memilih mau disatukan melalui jalan yang ditentukan atau di luar jalan Allah. Lelaki yang baik pasti tidak akan melirik dan memilih sembarangan wanita, tentunya dia juga akan mencari wanita yang baik pula. Maka dari itu perbaiki diri kita terlebih dahulu, bergaul dengan lingkungan yang baik berdoa kepada Allah agar diberikan jodoh seorang yang shaleh. Insya Alah

Terimakasih saudariku, proses hijrahmu justru menguatkan aku, membuat semangatku kembali membuncah untuk mengejar ridho Allah sang pemilik cinta.

Kamis, 17 September 2015

Refleksi

September 17, 2015 0 Comments
Siang ini masih berkabut, bertepatan dengan tanggal 4 Dzulhijjah 1436 Hijriah. Enam hari lagi Idul Adha akan tiba. Rasanya takbir Idul Fitri yang lalu belum hilang ngiangnya di telingaku. Ahh.. Cepat sekali waktu berputar.

Begitulah hari berjalan, hingga sampai tiba saatnya nanti Allah akan mengambil kembali ruh dalam diri kita. Membuat kita meninggalkan apa-apa yang kita cintai di dunia. Ayah, Ibu, Suami atau Istri, adik dan kakak, teman, sahabat, harta, tahta, jabatan, dan semuanya. Seperti firman Allah dalam surah Al-'Ankabut:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (Q.S Al-'Ankabut: 57)

Lalu, apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut kematian? Sudah cukupkah amalan kita? Sudah siapkah kita ? Apa yang sudah kita berikan untuk kedua orang tua kita? Apakah kita sudah memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitar kita ?

Ya memang, manusia tempatnya salah dan dosa. Tapi bukan lantas kita putus asa untuk berbuat kebaikan, putus asa untuk beribadah. 

Sahabat, mari kita perbaiki kembali apa-apa perbuatan kita yang selama ini melenceng dari jalur-Nya. Karena kita tidak tahu kapan kematian itu akan datang. Entah aku atau kamu yang akan dipanggil lebih dahulu. Yang terpenting selalu berusaha memperbaiki diri setiap harinya. Karena setiap proses perbaikan diri kita mempunyai nilai tersendiri di mata Allah SWT.