Instagram

@indahetika19

Minggu, 17 Januari 2016

Lelah?

Januari 17, 2016 0 Comments
"Pernah nggak kamu ngerasa lelah dengan hidup, ndah? Aku rindu dipeluk bapak. Kadang aku berpikir kalo masih ada bapak mungkin hidup nggak akan seberat ini. Ibu nyari uang sendiri, abang yang aku harapkan nggak bisa bantu kami apa-apa. Dia salah ngambil jalan hidup. Ternyata aku salah berharap banyak dari dia untuk gantikan posisi bapak. Aku harus kerja keras. Aku sudah usaha jualan kue tapi hasilnya nihil, konter cuma bisa memenuhi kebutuhan aku sendiri, dan sampe sekarang aku belum dapet kerja tetap. Aku sedih lihat ibu harus jualan bahkan saat sakit. Aku berusaha untuk ngggak ngeluh tapi keadaan tak kunjung membaik. Aku nggak kuat nahan ini sendiri , ndah"

Kurang lebih seperti itu pesan masuk di Blackberry Messenger-ku malam ini.
Allah...
Satu hal yang seketika aku simpulkan saat itu, betapa tegarnya saudari muslimahku satu ini. Dialah manusia terpilih yang Allah beri cobaan begitu indah. Allah beri jalan yang tampaknya berduri namun itulah jalan pintas yang Allah sengaja buatkan agar saudariku ini semakin dekat dengan-Nya.

Lelah? Ya, kita semua pasti pernah merasakannya. Disaat beban di pundak semakin berat, membuat kita goyah dan bertanya-tanya : "mengapa harus aku ya Allah?" Di situlah iman diuji. Seberapa dekat kita dengan-Nya selama ini. Dan lihat sekeliling kita, ada banyak yang mendapat ujian jauh lebih berat.

Bukan tentang seberapa berat cobaan yang kita terima. Akan tetapi bagaimana keteguhan kita menghadapi apa-apa yang bisa merobohkan pertahanan kita. Bagaimana  kita berusaha bangkit, berdiri bertumpu pada kedua kaki sendiri dan berserah diri kepada-Nya. Dan percayalah bahwa Allah telah memilih kita, karena Dia tahu siapa yang mampu menghadapinya. Ya, kita mampu saudariku.

Sabtu, 16 Januari 2016

Mengapa Allah Tidak Menghukumku?

Januari 16, 2016 0 Comments
Seperti ditampar. Itulah perasaan ketika mendengar materi kajian sore ini. Aku benar-benar terbangun dari hibernasiku beberapa tahun belakangan ini. Aku ingat terakhir kali aku terisak seperti ini yaitu saat semester tiga bangku kuliah, ketika hasrat hijrahku menggebu-gebu.

"Aku telah melakukan banyak kesalahan, mengapa Allah tidak menghukumku?" Pertanyaan besar di kepalaku dan sore ini aku dapatkan jawabannya.

***
Aku mulai merasa biasa ketika menunda shalat. Mulai terbiasa meninggalkan dhuha dan qiyamul lail. Empatiku mulai berkurang saat melihat orang yang membutuhkan. Lisanku makin sulit dikendalikan. Puasa sunah? Sudah tidak pernah. Ah. Aku rasa kerudung lebarku hanya topeng.



Dengan semua kekhilafanku itu, aku tidak pernah merasa bahwa Allah memberiku hukuman. Aku masih bisa tertawa dengan teman-temanku tanpa masalah. Studiku baru saja selesai. Justru aku merasa semua urusanku telah dipermudah-Nya.

Akan tetapi kajian sore ini menyadarkanku. Bahwa tidak ada hukuman yang lebih berat bagi hamba daripada mengerasnya hati dan jauh dari Allah. Ketika hati mengeras maka air matapun mengering.

Ternyata ketika aku merasa biasa saja meninggalkan amalan baik, itulah hukuman bagiku. Begitu lalainya aku menjaga hidayah yang telah Allah berikan. Padahal Allah memberi hidayah hanya pada orang-orang yang Dia kehendaki.

Sore ini juga aku menyadari betapa besar cinta Sang Ilahi. Dia mengirimkan saudari-saudariku dalam agenda kajian sore ini untuk mengingatkanku kembali.

Saudariku, semoga cerita ini bisa menjadi cermin bagi kita semua untuk selalu memperbaiki diri setiap harinya. Insya Allah.